Saya seorang mahasiswa yang harusnya sudah masuk penangkaran para mahasiswa tua di kampus. ya benar saja, teman-teman sekelas saya sudah pada lulus kuliah, bahkan sudah ada yang pergi melanjutkan studi ke jenjang S3.
Oh iya, kita belum kenalan. Beberapa orang memanggil saya G, terserah anda ingin memanggil saya dengan panggilan apa. Saya seorang mahasiswa farmasi yang sudah bisa di katakan sesepuh di jurusan. sepak terjang saya biasa saja sih selayaknya mahasiswa pada umumnya.
Saya mulai kuliah saya pada tahun 2014 di universitas terkemuka di daerah saya. waktu awal perkuliahan saya termasuk orang yang bisa di bilang rajin karena selalu datang tepat waktu walaupun jarak rumah dengan kampus saya berjarak 32 km.
Layaknya remaja kala itu, sayapun bertemu dengan seorang gadis cantik dikala sore yang beranjak senja di cafetaria kampus. sang gadis itu memakai baju kuning dan bersama beberapa temannya sedang duduk sembari menikmati hidangan yang mereka. saya sebagai seorang mahasiswa baru jelas tidak bisa memberanikan diri untuk bertemu dengan gadis ini yang bisa dibilang menjadi senior saya di kampus.
Singkat cerita dibulan oktober 2014 kita jadian, iya jadian, serius. gadis ini namanya nevi (sebut saja demikian). seorang Mahasiswa Akuntansi 2013.
Diawal-awal perkuliahan saya termasuk seorang yag biasa-biasa saja, tidak terlalu suka menonjol pada saat diskusi dan kegiatan-kegiatan lain karena saya termasuk orang yang tidak terlalu suka keramaian...
Di tahun pertama kuliah di jurusan farmasi itu rasanya kayak di jajah. Serius loh.. gimana tidak, saat teman-teman tongkrongan lain pada ngumpul tiap malam ngobrolin kuliah sama dan hal-hal gakk penting lainnya, kita mahasiswa farmasi sibuk praktikum, bahkan pernah praktikum kita itu sampai pukul 24:00 Wita. gokil kan...
udah praktikumnya lama, tugas pendahuluannya aneh-aneh, bahkan setelah praktikum selesai H+2 nya laporan praktikum sudah harus di masukan ke asisten..
Seingkat cerita, di tahun ke 2 saya kuliah, saya berhasil menjadi asisten laboratorium. meski saya merasa sangat tida kredibel sih, karena saya bukan tipikal orang yang bisa bersikap pedagogic. Saya menjadi asisen laboratorium farmasetika dasar. sayapun masuk kedalam organisasi mahasiswa. namun akhirnya karena pacar saya ini tidak mengizinkan saya untuk berpolitik kammpus, sayapun keluar (Bucin wkwkwk), sebagai seorang asisten di kala mahasiswa lain rebahan saya tetap masih di kampus untuk memberikan beberapa materi praktikum, bahkan menjadi mentor saat praktium berlangsung..
Kalau jenuh, saya bakalan suruh mereka ke rumah hanya untuk mengantar laporan yang merea buat kepada saya. kamu pasti taulah asisten kalau meriksa laporan gimana.
Saat sedang seru-serunya jadi mahasiswa ibu saya meninggal karena kanker yang di deritanya di awal 2015 silam. Dalam masa berkabung saya mengisolasi diri saya dari dunia luar, entah perkuliahan, romansa, atau hal-hal lain. Disinilah saya kehilangan prioritas hidup saya. Saat sedang di rundung duka, Nevilah yang selalu ada untuk mensuport saya. Sejak saat itu kuliah hanya menjadi sebuah pemenuhuan kewajiban kepada keluarga. yang penting saya pergi ke kampus dan kuliah, hal ini berdampak signifikan pada IPK saya yang tiap semester mengalami penurunan. dan sudah jadi bucin tentunya...
Setelah ibu saya wafat, Nevilah yang selalu menemani saya, saya pun demikian sejak bapaknya wafat saya terus berada di sampingnya, entah saat ujian, saat dia sakit saat dia di rumah sakit saya selalu ada, begitupun dia..
Dan pada akhirnya di tahun ke 4.
Disaat saya sudah merencanakan untuk menikahi gadis yang saya pacari selama 4 tahun, ternyata yang saya temukan dia telah punya orang ketiga yang satu lingkungan kerja dengannya. mungkin itu karena saya belum wisuda dan lelaki itu seorang lulusan IPDN.
yaaahh, sayapun tidak langsung emosi dan mengeluarkan sumpah serapah dari mulut saya.
saya membiarkan dia pergi.
dan pada akhirnya nevipun menikah dengan orang lain, ketika mendengar hal tersebut betapa bahagianya saya, melihat lelaki lulusan IPDN itu di campakan.
Selamat atas hadirmu yang sudah tergenapkan. semoga bisa berkomitmen lebih baik.
Sampai saat ini saya masih kehilangan arah, entah kuliah karena apa, keluarga yang berantakan, luka patah hati yang belum sepenuhnya pulih, kehilangan motivasi terbesar, dan hal itu membuat saya merasa seolah-olah tidak berdayam bodoh, tak tau diri, bahkan kadang merasa gak ada gunanya buat hidup.
Hidup ini bodoh, dan di penuhi orang bodoh.
Oh iya, kita belum kenalan. Beberapa orang memanggil saya G, terserah anda ingin memanggil saya dengan panggilan apa. Saya seorang mahasiswa farmasi yang sudah bisa di katakan sesepuh di jurusan. sepak terjang saya biasa saja sih selayaknya mahasiswa pada umumnya.
Saya mulai kuliah saya pada tahun 2014 di universitas terkemuka di daerah saya. waktu awal perkuliahan saya termasuk orang yang bisa di bilang rajin karena selalu datang tepat waktu walaupun jarak rumah dengan kampus saya berjarak 32 km.
Layaknya remaja kala itu, sayapun bertemu dengan seorang gadis cantik dikala sore yang beranjak senja di cafetaria kampus. sang gadis itu memakai baju kuning dan bersama beberapa temannya sedang duduk sembari menikmati hidangan yang mereka. saya sebagai seorang mahasiswa baru jelas tidak bisa memberanikan diri untuk bertemu dengan gadis ini yang bisa dibilang menjadi senior saya di kampus.
Singkat cerita dibulan oktober 2014 kita jadian, iya jadian, serius. gadis ini namanya nevi (sebut saja demikian). seorang Mahasiswa Akuntansi 2013.
Diawal-awal perkuliahan saya termasuk seorang yag biasa-biasa saja, tidak terlalu suka menonjol pada saat diskusi dan kegiatan-kegiatan lain karena saya termasuk orang yang tidak terlalu suka keramaian...
Di tahun pertama kuliah di jurusan farmasi itu rasanya kayak di jajah. Serius loh.. gimana tidak, saat teman-teman tongkrongan lain pada ngumpul tiap malam ngobrolin kuliah sama dan hal-hal gakk penting lainnya, kita mahasiswa farmasi sibuk praktikum, bahkan pernah praktikum kita itu sampai pukul 24:00 Wita. gokil kan...
udah praktikumnya lama, tugas pendahuluannya aneh-aneh, bahkan setelah praktikum selesai H+2 nya laporan praktikum sudah harus di masukan ke asisten..
Seingkat cerita, di tahun ke 2 saya kuliah, saya berhasil menjadi asisten laboratorium. meski saya merasa sangat tida kredibel sih, karena saya bukan tipikal orang yang bisa bersikap pedagogic. Saya menjadi asisen laboratorium farmasetika dasar. sayapun masuk kedalam organisasi mahasiswa. namun akhirnya karena pacar saya ini tidak mengizinkan saya untuk berpolitik kammpus, sayapun keluar (Bucin wkwkwk), sebagai seorang asisten di kala mahasiswa lain rebahan saya tetap masih di kampus untuk memberikan beberapa materi praktikum, bahkan menjadi mentor saat praktium berlangsung..
Kalau jenuh, saya bakalan suruh mereka ke rumah hanya untuk mengantar laporan yang merea buat kepada saya. kamu pasti taulah asisten kalau meriksa laporan gimana.
Saat sedang seru-serunya jadi mahasiswa ibu saya meninggal karena kanker yang di deritanya di awal 2015 silam. Dalam masa berkabung saya mengisolasi diri saya dari dunia luar, entah perkuliahan, romansa, atau hal-hal lain. Disinilah saya kehilangan prioritas hidup saya. Saat sedang di rundung duka, Nevilah yang selalu ada untuk mensuport saya. Sejak saat itu kuliah hanya menjadi sebuah pemenuhuan kewajiban kepada keluarga. yang penting saya pergi ke kampus dan kuliah, hal ini berdampak signifikan pada IPK saya yang tiap semester mengalami penurunan. dan sudah jadi bucin tentunya...
Setelah ibu saya wafat, Nevilah yang selalu menemani saya, saya pun demikian sejak bapaknya wafat saya terus berada di sampingnya, entah saat ujian, saat dia sakit saat dia di rumah sakit saya selalu ada, begitupun dia..
Dan pada akhirnya di tahun ke 4.
Disaat saya sudah merencanakan untuk menikahi gadis yang saya pacari selama 4 tahun, ternyata yang saya temukan dia telah punya orang ketiga yang satu lingkungan kerja dengannya. mungkin itu karena saya belum wisuda dan lelaki itu seorang lulusan IPDN.
yaaahh, sayapun tidak langsung emosi dan mengeluarkan sumpah serapah dari mulut saya.
saya membiarkan dia pergi.
dan pada akhirnya nevipun menikah dengan orang lain, ketika mendengar hal tersebut betapa bahagianya saya, melihat lelaki lulusan IPDN itu di campakan.
Selamat atas hadirmu yang sudah tergenapkan. semoga bisa berkomitmen lebih baik.
Sampai saat ini saya masih kehilangan arah, entah kuliah karena apa, keluarga yang berantakan, luka patah hati yang belum sepenuhnya pulih, kehilangan motivasi terbesar, dan hal itu membuat saya merasa seolah-olah tidak berdayam bodoh, tak tau diri, bahkan kadang merasa gak ada gunanya buat hidup.
Hidup ini bodoh, dan di penuhi orang bodoh.
Komentar
Posting Komentar