A.
JUDUL
Senyawa Karbon Dan Gugus Fungsi
B.
TUJUAN
1.
Menentukan
unsur-unsur yang terdapat pada senyawa karbon melalui analisi kualitatif
2.
Mengidentidikasi
gugus fungsi yang terdapat pada senyawa karbon
C.
DASAR TEORI
Senyawa karbon
disebut juga senyawa organik. Berdasarkan gugus fungsionalnya senyawa organik
dikelompokkkan menjadi 6 yaitu : Alkohol, Alkoksi, Alkanal, Alkanon, Asam
alkanoat, Alkil.
Senyawa karbon terbentuk dari beberapa unsur seperti C, H, O, N, S,
P dan halogen, tetapi macam-macam senyawa
karbon dapat begitu banyak disebabkan oleh :
1)
Kemampuan atom
karbon untuk saling berikatan (ikatan kovalen) membentuk rantai karbon yang sangat
banyak
2)
Adanya gejala
ionisasi pada senyawa karbon. Senyawa dengan rumus molekul sama dapat membentuk
senyawa-senyawa yang berlainan karena rumus struktur yang berbeda dan
sifat-sifat yang berbeda pula
Seperti pada senyawa lain, analisi senyawa karbon juga terdiri dari
analisi kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuanlitatif pada senyawa
karbon bertujuan untuk menentukan unsur- unsur dan gugus fungsi yang terkandung
pada senyawa karbon. Sedangkan Analisis Kuantitatif pada senyawa karbon meliputi
: tes kelarutan, tesidentifikasi gugus fungsi dan penentuan derivate.
Senyawa karbon terdiri dari beberapa reaksi, namun sekarang reaksi
senyawa karbon telah dibedakan menjadi 3 reaksi antara lain :
1. Reaksi Subtitusi
Reaksi Subtitusi adalah reaksi di mana satu atom, ion, atau gugus
atom disubtitusikan untuk menggantikan atom, ion, atau gugus atom lain.
2. Reaksi Adisi
Reaksi Adisi adalah reaksi dimana sebuah molekul masuk ke molekul
organic tak jenuh melalui pemutusan ikatan rangkap dua atau tiga
3. Reaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi adalah reaksi yang melibatkan pelepasan ion, atom,
atau gugus atom
Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang
menentukan sifat-sifat senyawa karbon.
Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan
karbon rangkap tiga, dan atom/ gugus atom. Meskipun senyawa-senyawa karbon
mempunyai unsure dasar sama yaitu karbon, tetapi sifat-sifatnya jauh berbeda
satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh gugus fungsi yang
diikat berbeda.
A. Aldehida
Aldehida digunakan untuk memproduksi resin, zat
warna, dan obat-obatan. Salah satu contoh senyawa aldehida adalah formaldehid.
Penggunaan terbesar formaldehid adalah sebagai pereaksi untuk penyiapan senyawa
organik lain dan untuk pembuatan polimer seperti bakelit, formika, dan melmac.
Formaldehid dapat mengubah sifat protein, sehingga protein tidak dapat larut
dalam air dan tahan terhadap bakteri pembusuk. Alasan inilah yang menyebabkan
formaldehid digunakan sebagai pengawet spesimen biologis.
Formaldehid atau formalin juga digunakan
sebagai antiseptik di rumah sakit untuk mensterilkan sarung tangan dan
peralatan bedah. Akan tetapi penggunaan formaldehid sebagai antiseptik dan
pengawet menurun akhir-akhir ini karena zat ini dicurigai berifat karsinogenik.
Formal-dehid juga digunakan sebagai pelarut dan bahan campuran parfum.
Contoh senyawa aldehida lainnya adalah
asetaldehid. Asetaldehid merupakan cairan tidak berwarna yang sangat mudah
menguap. Zat ini dibuat dengan mengoksidasi etil alkohol dengan katalis (Ag)
atau oksidasi etilen dengan katalis (PtCl2). Zat ini merupakan bantuan awal
untuk penyiapan berbagai senyawa organik lain, seperti asam asetat, etil
asetat, dan kloral. Asetaldehid dibentuk sebagai metabolit dalam fermentasi
gula dan dalam detoksifikasi alkohol dalam hati.
B. Keton
Oleh karena banyak keton yang mempunyai bau
harum, maka keton banyak digunakan dalam industri parfum. Aseton adalah keton
yang paling sederhana dan penting. Zat ini dihasilkan dalam jumlah besar dengan
mengoksidasi isopropil alkohol dengan katalis (Ag). Oleh karena larut sempurna
dalam air dan banyak pelarut organik, aseton utamanya digunakan sebagai pelarut
dalam industri (misalnya, untuk cat, dan pernis). Zat ini merupakan bahan utama
(terkadang bahan satu-satunya) pada beberapa merek penghapus cat kuku. Aseton
digunakan sebagai bahan pengering alat-alat laboratorium. Aseton juga merupakan
bahan yang penting pada pembuatan kloroform, iodoform, dan pewarna.
Aseton dibentuk dalam tubuh manusia sebagai
hasil samping metabolisme lipid. Secara normal zat ini tidak sampai tertimbun
karena dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air. Konsentrasi normal aseton
dalam tubuh manusia kurang dari 1 mg/100 mL darah. Dalam kasus ketidak-normalan
seperti diabetes melitus, konsentrasi aseton melebihi tingkat tersebut. Zat ini
dikeluarkan dalam air seni, sehingga mudah untuk dideteksi. Pada kasus yang
parah, baunya dapat diketahui dari napas penderita
D.
ALAT Dan BAHAN
a)
Alat
1.
Tabung Reaksi 4.
Rak Tabung Reaksi
Fungsi : sebagai tempat untuk mereaksikan Fungsi : untuk tempat reaksi
zat - zat kimia di dalam
laboratorium kualitatif (tempat tabung reaksi)
2.
Pipa Pengalir 5.
Pembakar Bunsen
Fungsi : Untuk mengalirkan larutan ke Fungsi : Untuk
membakar zat spesimen tertentu atau
memanasi larutan
3.
Pipet Tetes 6. Matcheis
Fungsi : Berguna
untuk mengambil cairan Fungsi :
Menyalakan bunsen
7.
Statif Dan Klem
Fungsi : Sebagai tempat meletakkan tabung
reaksi
b)
Bahan
1. Urea
Sifat Fisik : titik didih1320 C, titik leleh 132,70
C, panas pembentukan 250-
47,120, panas pelarutan 600 K dan berat
molekul 60,056 Kg
Sifat Kimia : bila tercampur air dapat terhidrolisa menjadi amonium
karbonat,
larut dalaam alkohol dan
benzene, daya racun rendah dan tidak
mudah terbakar
2. Serbuk CuO
Sifat Fisik : Berwarna
hitam, mudah ditempa dan konduktor panas dan listrik
yang baik
Sifat Kimia : Merupakan
hasil reaktif antara tembaga dan oksigen pada suhu
3000 C dan unsur yang relatif
tidak reaktif,sehingga tahan korosi
3. Ba(OH)2
Sifat Fisik : Berbentuk Kristal,
Berwarna Putih, Titik Lebur : 78°C, Densitas :
pada suhu 20°C 2,13 kg/L dan Tidak Berbau
Sifat Kimia : Merupakan
larutan Basa, Larutan Anorganik, Pereaksi Analitik,
Pereaksi dalam pemurnian Gula dan Tidak beracun
4. KMnO4
Sifat Fisik : Hablur ungu tua, Tidak
tembus oleh cahaya dan Stabil diudara
Sifat Kimia : Larut
dalam air
5. Minyak Kelapa
Sifat Fisik : Titik didih 13900
C, Titik lebur 3180 C, Kebasaan (pKb) -2,43
dan Massa molar 39,9971 g/mol
Sifat Kimia : Tidak larut diair,
Larut dalam eter dan benzena serta pelarut
organik lainya dan jika dihidrolisi akan
menghasilkan asam lemak
6. Etanol
Sifat Fisik : Titik didih 78,400
, Titik lebur -114,30 C, Keasaman 15,9 dan Titik
nyala 130 C
Sifat Kimia : alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, sejenis cairan
yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol, yang bersifat larutan
7. Larutan Glukosa
Sifat Fisik : Titik leleh 1020-1050
C, Berat molekul 180 & Rapatan 1,60 gr/Cm
Sifat Kimia : Berbentuk Kristal dan
Sangat mudah larut dalam air
8. Larutan Fruktosa
Sifat Fisik : Titik leleh 1020-1050
C, Berat molekul 180 & Rapatan 1,60 gr/Cm
Sifat Kimia : Berbentuk kristal dan
sangat mudah larut dalam air
9. Tertier Butanol
Sifat Fisik : Cairan
bening(ataupadatberwarna, tergantungpada suhu
lingkungan) dan berbaukamper
Sifat Kimia :
Membentuk ikatan dengan minyak kelapa
10. Fehling A dan Fehling B
Sifat Fisik : Prisma hilinik atau
serbuk hablur
Sifat Kimia : larut dalam air dan
larut dalam etenol
11. CH3COOH glacial
Sifat Fisik :
Berwujud cairan kental jernih atau padatan mengkilap, dengan
bau tajam khas cuka, Titik leburnya 16,7o
C dan Titik didihnya
118,5o
C.
Sifat Kimia : Asam asetat termasuk ke dalam golongan asam
karboksilat dan
senyawa ini juga dapat
dibuat dari fermentasi alkohol.
12. H2SO4 pekat
Sifat Fisik : Melepaskan SO3
pada titik didih dan menghasilkan asam 98,3%,
Asam sulfat 98% dan berupa cairan bening
seperti minyak
Sifat Kimia : reaksi hidrasi asam
sulfat sangat ekstrem dan asam sulfat
bereaksi dengan kebanyakan basa menghasilkan
garam sulfat
E.
CARA
KERJA
1.
Analisa
kualitatif unsure C dan H
Co(NH2)2
0,1 gr
|
CuO kering
|
Campuran
|
Menjadi cair dan menghasilkan uap. Di bagian dinding tabung
terdapat bintik-bintik air. Percobaan kedua larutnya meluap
|
2.
Reaksi
Identifikasi Gugus Fungsi
a. Ikatan Tak Jenuh
20 tetes minyak kelapa
|
10 tetes tertier Butanol
|
Campuran
|
Tetes pertama berwarna kuning pucat tetes kesembilan berwarna
coklat kehitaman
|
b.
Esterifikasi
2 ml Etanol
|
Menambahkan 1 ml CH3COOH
glacial dan 2 tetes H2SO4 pekat
Berbau alkohol, berbau cuka yang sangat menyengat, berbau cuka
tapi terlalu menyengat, berbau gas balon
|
F.
HASIL
PENGAMATAN
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
Analisa
Unsur C & H
·
Mencampurkan
senyawa yang akan diperiksa dengan serbuk CuO
·
Mengisi
larutan Ba(OH)2 dalam tabung reaksi
·
Pemanasan
campuran senyawa dan CuO
2.
Ikatan
Tak Jenuh
·
Melarutkan
20 tetes minyak kelapa dan 10 tetes tertier butanol
·
Menambahkan
KMnO4 0,01 M tetes demi tetes sambil dikocok
3.
Esterifikasi
·
Memasukkan
2 ml etanol ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 ml CH3COOH
dan 2 tetes H2SO4
·
Campuran
tersebut dipanaskan
|
·
Terjadi
penguapan
·
Uap ada
yang masuk dan keluar
·
Terjadi
proses oksidasi
·
Minyak
larutan mengental
·
Warnanya
bening
·
Terjadi
ikatan rangkap 2 dan 3
·
Bau
campuran menyengat
·
Bau
campuran tidak menyengat
|
G. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Senyawa karbon terbentuk dari beberapa
unsur seperti C, H, O, N, S, P dan halogen, tetapi macam-macam senyawa karbon dapat begitu banyak disebabkan oleh :
1)
Kemampuan atom karbon untuk saling
berikatan (ikatan kovalen) membentuk rantai karbon yang sangat banyak
2)
Adanya gejala ionisasi pada senyawa karbon.
Senyawa dengan rumus molekul sama dapat membentuk senyawa-senyawa yang
berlainan karena rumus struktur yang berbeda dan sifat-sifat yang berbeda pula.
Pada
percobaan ini kita melakukan 3 jenis pengamatan yaitu:
1. Analisa unsur C & H
Pada percobaan ini hal yang pertama dilakukan adalah
dengan mencampurkan senyawa yang akan diperiksa dengan serbuk CuO kering. Lalu
memasukan kedalam tabung reaksi pyrex yang dilengkapi sumbat dan pipa pengalir
. memasangkan tabung reaksi lain yang berisi larutan Ba(OH)2 0,1 M
dan memanaskan campuran senyawa CuO yang tadi dengan pembakar bunsen.
Ketika campuran senyawa dipanaskan terjadi penguapan
pada campuran CuO dan terlihat gelembung-gelembung gas pada permukaaan campuran
CuO tersebut. hal ini dikarenakan adanya perbedaan titik didih. uap pada pipa
pengalir ada yang masuk kelarutan Ba(OH)2 dan ada yang keluar
melalui sambungan antara pipa pengalir dan tabung reaksi karena sambungan pipa
ada kebocoran. Selain terjadi penguapan pada campuran tersebut, juga terjadi
proses oksidasi yaitu proses penangkapan electron . electron pada CuO akan ditangkap oleh larutan Ba(OH)2 .pada
proses penangkapan electron unsure C menjadi CO2 dan H menjadi H2O.
2. Ikatan Tak Jenuh
Sebelum
melakukan praktikum, sebaiknya sediakan alat yang dibutuhkan dalam percobaan
ini. Tahap awal yang dilakukan itu mengambil satu tabung reaksi, mula-mula
masukkan 20 tetes Minyak kelapa, kemudian tambahkan 10 tetes tertier butanol.
Kocok secara perhalan, maka akan tampak bahwa kedua larutan ini tidak
tercampur. Dimana larutan minyak kelapa berada dibawah sedangkan tertier
butanol berada di atas.
Tahap
kedua yang dilakukan adalah menambahkan KMnO4.
-
Pertama, tambahkan KMnO4 2 tetes pada
campuran larutan minyak kelapa dan tertier butanol pada tahap awal. Setelah
dicampurkan tampak terlihat perubahan warna menjadi kuning kecoklatan, namun
larutan tidak tercampur.
-
Kedua, tambahkan 2 tetes lagi sehingga terdapat
4 tetes KMnO4. Perubahan warna yang terjadi adalah berwarna kecoklatan dan sama
halnya pada 2 tetes pertama larutan tidak tercampur.
-
Ketiga, tambahkan 2 tetes lagi sehingga
terdapat 6 tetes KMnO4. Perubahan warna menjadi merah bata dan larutan tidak
tercampur
Massa
jenis dari KMnO4 lebih besar dari pada massa jenis minyak kelapa dan tertier
butanol. Ketiga larutan tersebut adalah larutan yang mudah untuk bereaksi yang
disebut sebagai ikatan tak jenuh.campuran antara minyak kelapa dan tertier butanol
terjadi ikatan rangkap 2 karena tertier butanol tidak dapat banyak mengikat
unsur C dan H pada minyak kelapa.
sedangkan pada KMnO4 dan minyak kelapa terjadi ikatan rangkap
3 karena KMnO4 dapat mengikat unsure C dan H secara sempurna .
3. Esterifikasi
Pada
percobaan ini, praktikan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Tahap
awal, campurkan larutan 2 ml etanol CH3COOH, dan H2SO4. Setelah tercampur
tampak terjadi perubahan warna dan bau, warnanya bening dan berbau keasaman.
Hal ini disebabkankarena larutan CH3COOH yang besifat asam (Garam Asam).
Sedangkan H2SO4 dan etanol mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi,
dan etanol merupakan senyawa yang dikenal sebagai alcohol. Hal ini yang
mengakibatkan Esterifikasi dapat terjadi keasaman.
Tahap
kedua, setelah kita campurkan larutan tersebut, yang dilakukan selanjutnya
panaskan campuran larutan selama beberapa saat. Kemudian diletakkan di rak
tabung sampai agak dingin, dan tampak ada perubahan bau yang terjadi pada tahap
awal, yang tadinya berbau asam menjadi bau balon gas, namun warnanya tidak
mengalami perubahan (tetap bening).
Hal
ini disebabkan terdapat larutan etanol yang sifatnya mudah terbakar dan dapat
merubah bau dari larutan tersebut.Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari
senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon.
Gugus
fungsional kumpulan atom, biasanya O dan H atau N dan H yan memberikan sifat
khusus. Karena itu penggolongan senyawa organic didasarkan pada gugus fungsi
yang dimiliki.
H. KESIMPULAN
Dari percobaan ini kita dapat mengetahui
bahwa ada unsur – unsur pada senyawa karbon melalui analisi kualitatif. Caranya
dengan mengubah unsur yang saling terikat menjadi senyawa lain yang dapat
ditentukan dengan mudah.
·
Pada percobaan analisa unsure C & H terjadi proses
oksidasi yaitu proses penangkapan electron yang dilakukan oleh Ba(OH)2
oleh CuO.
·
Pada percobaan ikatan tak jenuh terjadi
ikatan rangkap 2 & 3 . ikatan rangkap 2 terjadi pada minyak kelapa dan tertier butanol sedangkan
ikatan rangkap 3 terjadi pada minyak kelapa dan KMnO4.
·
Pada percobaan Esterifikasi ketika
campuran belum dipanaskan bau campuran menyengat namun ketika campuran
dipanaskan baunya tidak menyengat lagi .
I. KEMUNGKINAN KESALAHAN
·
Kurang telitinya praktikan dalam
mengamati perubahan warna
·
Kurang telitinya praktikan dalam
menentukan volume larutan dan massa bahan .
·
Kurang telitinya praktikan dalam
mencampur larutan.
J.
TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1.
Mengapa CuO yang digunakan pada analisis
kualitatif unsure C dan H kering betul ?
2.
Jelaskan analisa kualitatif unsure N dan
S !
3.
Bagaimana menjelaskan bahwa minyak
kelapa di analisis dengan KMnO4 memiliki ikatan rangkap, berdasarkan
perubahannya ?
4.
Apakah adanya air dapat mengganggu
identifikasi alkohol dengan logam natrium ?
Jelaskan !
5.
Pereaksi apa yang dapat digunakan untuk
membedakan aldehid dan keton, selain peraksi fehling A dan B?
Jawab
:
1.
Hal ini di sebabkan karena CuO tidak
dapat mengoksidasi unsure C menjadi CO2 dan unsure H menjadi H2O
apabila CuO itu sendiri tidak dalam keadaan kering betul.
2.
Analisa kualitatif senyawa karbon hamper
selalu berdasarkan reaksi oksidasi atau reduksi. Unsure N direduksi menjadi
suatu slorida S direduksi menjadi H2S atau dioksidasi menjadi asam
sulfat.
3.
Hal ini terlihat pada saat pelarutan
minyak kelapa dalam tertier butanol tampak kedua larutan tidak bercampur, hal
ini disebabkan karena minyak kelapa memiliki ikatan rangkap dan tertier
butanol, memiliki ikatan tunggal. Setelah di tambahkan larutan KMnO4
setetes demi setetes, tampak kedua larutan bercampur. Karena ikatan rangkap
pada minyak kelapa terputus oleh KMnO4.
4.
Air tidak dapat mengganggu reaksi
identifikasi alkohol dengan logam natrium, karena salah satu sifat dari alkohol
yakni muda bercampur dengan air dan natrium merupakan logam aktif.
Contoh
reaksi alkohol dengan logam natrium
Etanol Natrium
Etanolat
5. Pereaksi
yang digunakan yaitu
2. Reagen
benediet
3. Larutan
NaHSO3 (natrium BIsulfat)
DAFTAR PUSTAKA
Sukartono.
1983. Ilmu Kimia. Yokyakarta : UGM
Syukuri, S.
1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB
Team Teaching.
2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Gorontalo :
UNG
Website :
Komentar
Posting Komentar